V KEHIDUPAN SOSIAL yang SEHAT
Tatanan
Kota Sehat
1.
Pendahuluan
Pengembangan kota sehat merupakan salah satu upaya
pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan tatanan kawasan yang dapat dicapai
dan langgeng jika semua aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan budaya
diperhatikan. Oleh karena itu konsep kota sehat tidak hanya memfokuskan pada
salah satu tatanan kawasan, namun lebih ditekankan pada suatu pendekatan kepada
masyarakat yang lebih mengutamakan aspek yang mempengaruhi lingkungan
kehidupan sosial masyarakat.
Pada
dasarnya sehat itu bisa didefinisikan secara sederhana yakni, suatu keadaan
yang tidak mempunyai penyakit. Menurut Siswanto (1997) mendefinisikan kesehatan
sebagai “suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau
bagiannya, yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit”. Bila
memahami apa arti sehat di atas jelas sudah bahwa sehat itu umumnya masih
berfokus pada masalah jasmani atau fisik dan bertitik tolak terhadap maslaah
ada atau tidaknya masalah penyakit.
Sedangkan
menurut Riyanti (1996) konsep sehat bisa kita lihat dari 2 aspek, yaitu sehat
secara fisik dan mental. Secara fisik, sehat itu bisa kita pahami dan kita
lihat bahwa tidak ada penyakit dan secara klinis menyatakan bahwa fisik kita
tidak mengidap suatu penyakit apapun. Fisik yang sehat juga tidak pernah mengalami
mengalami gangguan fungsi dalam maupun luar tubuh dan semua organ tubuh bisa
berfungsi dengan normal, tidak ada suatu kecacatan apapun.
Bila
semua konsep itu telah kita penuhi dan ada di dalam fisik kita, maka sudah
dianggap sehat dilihat dari fisik. Bila dari segi mental, sehat itu berarti
pikiran, emosional, dan spiritual kita tidak terganggu. Dapat berpikir secara
logis dan berakal itu merupakan salah satu ciri dari pikiran yang sehat.
Gambaran mental seseorang memegang peranan penting bagi pikirannya. Sehingga
bila mental seseorang sedang dalam kondisi kurang sehat, pikirannya akan mudah
terganggu dan tidak dapat berpikir secara logis.
Hal
yang berkaitan dengan sehat dapat dilihat dari dimensi suatu reliabilitas dari
konsep sehat tersebut. Jasmani merupakan pernak-pernik yang berkaitan dengan
sehat dan mempunyai suatu timbal balik dengan mental yang sehat. Bila jasmani
kita berada dalam keadaan kurang, maka itu akan berpengaruh terhadap mental
sehingga mental pun akan ikut menurun karenanya.
Sebaliknya,
bila jasmani kita berada dalam keadaan sehat dan kuat maka mental juga ikut
sehat. Kedua hal ini termasuk saling berkaitan. Adapun rohani sebagai salah
satu pengikat dan merangkul antara jasmani dan mental. Rohani merupakan salah
satu unsur terpenting dalam mencapai kehidupan yang sehat. Emosi merupakan
salah satu unsur dinamika dalam kesehatan.
Mampu
mengendalikan emosi dengan baik dan mengekspresikannya pada tempat yang tepat
merupakan salah satu ciri dari sehat secara mental. Kognitif adalah suatu
syarat yang harus dimiliki dalam kesehatan mental sehingga mampu berpikir
secara logis.
Program Kota Sehat sendiri merupakan keinginan dan
kebutuhan masyarakat dengan fasilitasi pemerintah untuk memberdayakan
masyarakat yang lebih mengutamakan proses tidak mempunyai batas waktu dan
berkembang secara dinamis.
Penyelenggaraan tatanan kawasan kehidupan sosial
yang sehat di kota mataram telah diprogramkan sejak tahun 2008 sebagai
tatanan ke 3, sebagai langkah kongkrit dalam mewujudkan tatanan tersebut telah
dilakukan upaya dan pendekatan melalui pemberdayaan masyarat maupun penguatan
lembaga di kelurahan bersama kelompok kerja kelurahan sehat yang memfokuskan di
kelurahan rembige kecamatan selaparang dan kelurahan bintaro kecamatan ampenan.
2. Indikator Tatanan Kawasan Kehidupan Sosial Yang
Sehat
Dalam tatanan kehidupan sosial yang sehat, terdapat
beberapa aspek penting yaitu fasilitas bagi penderita kecacatan ditempat umum,
pendidikan penanganan kecacatan, pengembangan kreatifitas anak dan
produktifitas lanjut usia, pelatihan kerja bagi tenaga kerja informal, rumah
singgah bagi anak jalanan, jumlah tuna susila, jumlah pemakai narkoba, pengemis
gelandangan disarana umum, angka kemiskinan, sarana penitipan anak, program
terhadap anak terlantar, lanjut usia, kesiap siagaan penanggulangan bencana,
adanya kerusuhan, memiliki perencanaan masalah bencana.
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk
sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal
pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia
lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan
dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya.
Kebijakan dan implementasi pengembangan kota sehat untuk
tatanan kawasan kehidupan sosial yang sehat di kota mataram dapat
dijabarkan berdasarkan indikator sebagai berikut:
a.
Upaya
Peningkatan Ekonomi
Penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu
kebijakan utama dalam pengelolaan pembangunan daerah dan merupakan agenda
strategis di Kota Mataram, hal ini tercermin dalam tiga program unggulan
walikota yaitu salah satunya adalah
peningkatan ekonomi kerakyatan.
Upaya peningkatan perekonomian masyarakat terus
dilakukan melalui berbagai kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan yang merupakan satu kesatuan ide kreatif seluruh stakeholder yang
dituangkan dalam kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan.
Program terpadu peningkatan perekonomian masyarakat
dilakukan oleh dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan, badan
pemberdayaan masyarakat, dinas sosial dan tenaga kerja. Kemudian juga peran aktip dari ibu PKK, GOW,
KNPI, Karang Taruna, Forum Kota Sehat serta organisasi sosial lainnya membuat
satu sistem yang secara terintegrasi melakukan pendampingan dan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka peningkatan perekonomian.
b.
Upaya
Penanganan Pengemis dan Anak Jalanan
Pengemis dan anak jalanan atau gelandangan selalu
menjadi permasalahan tersendiri dan penanganannyapun menggunakan cara
tersendiri, sehingga perlu lebih berhati-hati. Berdasarkan kondisi tersebut di
Kota mataram secara rutin selalu diadakan operasi simpatik bersama dengan
instansi terkait seperti satuan polisi pamomg praja secara kontinyu, hasil dari
penjaringan di koordinasikan dan dilakukan pembinaan secara terus menerus.
Kondisi
mataram sebagai pusat keramaian, sering menjadi lokasi para pengemis dan anak
jalanan yang menurut data dan informasi dari Pol PP serta Dinas Sosial bahwa
berdasarkan hasil pendataan ditemukan bahwa mayoritas gepeng yang ada di
beberapa titik keramaian kota adalah bersumber dari penduduk luar kota mataram.
c.
Adanya
Rumah Singgah Bagi Anak Jalanan
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum
dewasa (secara fisik dan psikis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di
jalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna
mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari
lingkunganya.
Umumnya mereka berasal dari keluarga yang
ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan
jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang,
sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.
Pasal 9 ayat (1) UU no 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya”.
Maryati
dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, fungsi rumah singgah adalah sebagai tempat perlindungan dari berbagai
bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku
penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya.
Dalam kondisi tersebut perlu upaya rehabilitasi
untuk mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak, selanjutnya sebagai
akses terhadap persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada
berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll. Lokasi rumah
singgah idealnya berada ditengah-tengah masyarakat agar memudahkan proses
pendidikan dini, penanaman norma dan resosialisasi bagi anak jalanan.
Di kota mataram
terdapat beberapa rumah singgah yang didirikan oleh LSM Yayasan Tunas Alam
Indonesia (SANTAI) sebagai salah satu lembaga yang konsen dibidang pendampingan
anak. Rumah singgah juga dapat didirikan dari partisipasi masyarakat sebagai
tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu
untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses
pembinaan lebih lanjut.
Rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak
jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan
proses non formal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan
terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat.
Tujuan dibentuknya rumah singgah adalah
resosialisasi yaitu membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan memberikan pendidikan dini
untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi
masyarakat yang produktif.
d.
Adanya
Pengembangan Produktivitas Lanjut Usia
Usia lanjut
adalah proses alami yang dialami oleh setiap orang dan tidak dapat dihindarkan. Dengan berhasilnya pembangunan
nasional, khususnya di bidang kesehatan
yang dapat dilihat dengan menurunnya angka kematian dan angka kelahiran bayi serta perbaikan gizi masyarakat,
maka sebagai dampak positif adalah meningkatnya umur harapan hidup.
Wakil Walikota Mataram dalam sambutannya pada
puncak peringatan hari lansia 2012 yg dilaksanakan di karang lansia puskesmas
selaparang mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota mataram sangat menyadari bahwa
lansia bukanlah beban bagi keluarga dan masyarakat. “Lansia justru harus tetap
mempunyai potensi dan menjadi modal dalam membentuk keluarga dan masyarakat
madani” artinya bahwa perlu upaya peningkatkan kemandirian
lansia melalui berbagai cakupan dan akses pelayanan kesehatan serta pembinaan
mental maupun spiritual, agar tetap produktif dan barokah dalam menjalankan
kehidupannya.
Meningkatnya jumlah lansia sebenarnya adalah indikator
yang menunjukkan semakin sehatnya penduduk Indonesia karena usia harapan
hidupnya meningkat, meskipun disisi lain produktivitas mereka menurun. Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai
aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan.
karena dengan semakin bertambahnya usia,
fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun
karena penyakit. Kualitas hidup penduduk
lanjut usia yang umumnya masih rendah dapat
terlihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan angka buta huruf lanjut
usia.
Dengan
demikian, maka diperlukan pelayanan khusus bagi lansia di bidang kesehatan,
sosial ekonomi, psikologis, kesejahteraan bahkan kebutuhan spiritual, sehingga
diperoleh peningkatan derajat kesehatan dan mutu kehidupan usia lanjut untuk mencapai masa tua yang bahagia, sejahtera dan berguna bagi kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan keberadaannya ditengah-tengah masyarakat.
e.
Adanya
Sarana Tempat Penitipan Anak
Dalam rangka pengasuhan dan pendidikan terhadap
anak balita sarana penitipan anak adalah salah satu wadah yang tepat, mengingat
kesibukan orang tua pada era global ini yang dituntut untuk menambah mencari
penghasilan sehingga anak – anak kurang mendapat perhatian secara penuh,
berdasar permasalahan tersebut peran tempat penitipan anak menjadi salah satu
wadah yang sangat penting.
Di Kota Mataram terdapat beberapa sarana tempat
Pendidikan yang juga sekaligus menjadi tempat penitipan anak antara lain seperti
yang dikembangkan pertama kali oleh Universitas Mataram, dan dalam
perkembangannya kini hampir semua lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dilengkapi
dengan fasilitas dan pengasuh anak.
Konsep yang dikembangkan adalah belajar dambil bermain, sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang dan juga orangtua merasa nyaman bekerja.
f.
Program
Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Secara geografis, letak kota mataram bukan
merupakan daerah yang rawan bencana, namun tidak menutup kemungkinan di masa
mendatang kota mataram menganggap penting untuk melakukan upaya pencegahan.
Berdasarkan hal tersebut beberapa program yang
dipersiapkan dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana bagi masyarakat terdiri
dari kegiatan pemantauan dan penyebarluasan informai bencana alam. Kegiatan
tersebut dilaksanakan dengan mengadakan pemantauan dan penyebarluasan informasi
tentang potensi dan mengenali gejala bencana alam di seluruh wilayah Kota
Mataram.
Pelatihan penanganan bencana dilaksanakan dengan
cara membangun koordinasi dan pelatihan terhadap petugas BPBD, Dinas Sosial,
Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran, PMI, Tagana, Kodim dan masyarakat. Kegiatan
ini dilakukan dengan cara melatih petugas terhadap pencegahan sebelum
terjadinya bencana, dan dibentuknya sukarelawan bencana di kecamatan, kelurahan
maupun lembaga lainnya agar supaya petugas makin siap dan terlatih dalam
menangani bencana, masyarakat dalam hal ini relawan bencana daerah di kelurahan
sebagai ujung tombak penanganan bencana sudah siap apabila terjadi bencana.
Selanjutnya kegiatan pembuatan sarana peringatan
dini bencana dengan cara menyebarkan dan membagikan leaflet tentang pencegahan
dan penanganan apabila terjadi bencana, sasarannya adalah kantor pemerintah,
swasta, sekolah dan masyarakat umum. Rencana kedepan BPBD Kota Mataram akan
menambah jumlah dan memperluas wilayah penyebaran informasi bencana yang dapat
dilaksanakan melalui media misalnya koran, tabloid, radio dan televisi.
3.
Penutup
Prilaku kehidupan bermasyarakat akan saling
berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat
menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan proses
hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok.
Kondisi kehidupan sosial yang sehat dapat
tercipta melalui jalinan interaksi sosial yang lahir dari hubungan antar
individu yang menghasilkan suatu proses saling mempengaruhi dan menghasilkan
hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Interaksi
positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai,
menghargai, dan saling mendukung.
Artinya bahwa kondisi kehidupan sosial yang
sehat dapat dilihat dalam interaksi sosial yang lahir sebagai suatu hubungan
antar sesama yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan
antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Upaya pemerintah kota mataram bersama forum
kota sehat melalui program rumah singgah bagi anak jalanan,
menurunkan angka
kemiskinan, mengatasi pengemis dan anak jalanan, adanya sarana penitipan
anak, program terhadap anak terlantar dan lanjut usia, kesiap siagaan
penanggulangan bencana dan program lainnya semua itu dihajatkan untuk
meningkatkan kondisi kehidupan sosial yang sehat.
Indikator capaian keberhasilan program pada tatanan
kehidupan sosial yang sehat di kota mataram dapat dilihat melalui adanya
pengembangan kreatifitas anak dan produktifitas lanjut usia, adanya pelatihan
kerja bagi tenaga kerja informal, adanya rumah singgah bagi anak jalanan.
Selain itu juga adanya penertiban pengemis dan anak
jalanan yang mengganggu ketertiban umum, peningkatan perekonomian masyarakat,
adanya sarana penitipan anak, serta adanya kesiap siagaan penanggulangan
bencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar